Home > Kolom Sastra > Puisi Kahlil Gibran - Perjamuan Jiwa
Puisi Kahlil Gibran - Perjamuan Jiwa
by Unknown
Perjamuan Jiwa
BANGUNLAH, Cintaku.
Bangun!
Kerana jiwaku mengalu-alumu dari dasar laut,
dan menawarkan padamu sayap-sayap di atas gelombang yang mengamukBangunlah,
kerana sunyi telah menghentikan derap kaki kuda dan langkah para pejalan kaki.
Rasa kantuk telah memeluk roh setiap laki-laki, sementara aku terbangun sendiri,
rasa rindu membukakan kertas surat tidurku.
Cinta membawaku dekat denganmu, namun kebimbangan melemparkan diriku menjauh darimu.
Aku telah membuang bukuku,
kerana keluhku mengunci kata-kata dan desah nafasku meninggalkan tempat tidurku,
Cintaku,
kerana takut pada hantu lupa yang berada di balik selimut.
Aku telah membuang bukuku,
kerana keluhku mengunci kata-kata dan desah nafasku meninggalkan halaman buku yang kosong di depan mataku!Bangun,
bangunlah,
Cintaku dan dengar diriku!
Aku mendengarkanmu,
Cintaku!
Aku mendengar panggilanmu dari lautan lepas dan merasakan lembutnya sentuhan sayapmu. Aku telah jauh dari ranjangku,
beranjak ke tanah lapang, hingga embun membasahi kaki dan bajuku.
Di sinilah aku berdiri,
dibawah bunga-bunga pohon badam,
memenuhi panggilan jiwamu.
Bicaralah padaku,
Cintaku,
dan biarkan nafasmu menghirup angin gunung yang datang padaku dari lembah-lembah Lebanon.
Bicaralah.
Tak ada yang akan mendengar selain diriku.
Malam telah melarutkan semua manusia ditempat tidurnya.
Syurga telah menyulam cahaya rembulan dan menghamparkannya ke seluruh daratan Lebanon,
Cintaku.
Syurga telah meriasnya dengan bayangan malam,
jubah tebal membentang dihembus asap dari cerobong kain,
dihembus nafas kemari, dan mengelarnya di telapak kota,
Cintaku.
Para penduduk telah pulas menganyam mimpi di ubun-ubunnya di tengah pohon-pohon kenari. Jiwa mereka mempercepatkan langkah mengejar negeri mimpi,
Cintaku.
Lelaki-lelaki longlai menggendong emas,
dan tebing curam yang akan dilalui melemaskan lutut mereka.
Mata mereka mengantuk kerana dililit kesulitan dan ketakutan.
Mereka melemparkan tubuh ke tempat tidur sebagai tempat berlindung dari hantu-hantu yang menakutkan dan mengerikan,
Cintaku.
Hantu-hantu dari masa lalu berkeliaran di lembah-lembah.
Jiwa para raja melintasi bukit-bukit.
Fikiranku yang berhias kenangan menyingkap kekuatan bangsa Chaldea,
kemegahan Arab.
Di lorong-lorong gelap,
jiwa-jiwa pencuri yang tegap berjalan,
muncung-muncung nafsu ular berbisa muncul dari celah-celah benteng,
dan rasa sakit berdengung kematian,
muntah-muntah sepanjang jalan.
Kenangan menyingkap tabir kelupaan dari mataku dan nampaklah Sodom yang menjijikkan, serta dosa-dosa Gomorah.
Ranting-ranting berayun-ayun,
Cintaku,
dan desirnya bertemu dengan alunan anak sungai di lembah.
Syair-syair Sulaiman,
nada kecapi Daud dan lagu Ishak Al-Mausaili terngiang-ngiang di telinga kami.
Jiwa anak-anak yang lapar di penginapan menggelupur,
ibunya mengeluh di atas kamar kesedihan,
dan kekecewaan telah jatuh dari langit.
Mimpi-mimpi kebimbangan melanda hati yang lemah.
Aku mendengar rintihan pahitnya.
Semerbak bunga melambai seiring nafas pohon-pohon cedar.
Terbawa angin sepoi-sepoi menuju perbukitan,
harum itu mengisi jiwa dengan kasih sayang dan meniupkan kerinduan untuk terbang.
Tetapi racun dari rawa-rawa jug berkelana mengepul bersama penyakit.
Seperti panah rahsia yang tajam,
racun itu telah menembusi perasaan dan meracuni udara.
Tanpa kusedari matahari telah mengilaukan cahaya pagi,
Cintaku,
dan jari-jari timur yang lentik menimang mata-mata orang yang terlelap.
Cahaya itu memaksa mereka untuk membuka daun jendela dan menyelak hati dan kemenangan.
Desa-desa,
yang sedang tertidur dalam damai dan tenang di pundak-pundak lembah,
bangun,
loceng-loceng berdenting memenuhi angkasa sebagai panggilan untuk mula berdoa.
Dan dari gua-gua,
gema-gema juga berdengung,
seolah-olah seluruh alam sedang berdoa bersama-sama dengan khusyuknya.
Anak-anak sapi telah keluar dari kandangnya,
biri-biri dan kambing meninggalkan bangsalnya untuk menuai rumput yang berembun dan berkilatan cahaya.
Penggembalanya mengikuti dari belakang sambil mengamatinya di balik lelalang.
Di belakangnya lagi gadis-gadis bernyanyi seperti burung menyambut pagi.
Kini tangan siang hari yang perkasa terbaring di atas kota.
Tirai telah diselak dari jendela dan pintu pun terbuka.
Mata yang penat dan wajah lesu para penjahit telah siap di tempat kerjanya.
Mereka merasakan kematian telah melanggar batas kehidupan mereka,
dan riak muka yang layu mempamerkan ketakutan dan kekecewaan.
Di jalanan padat dengan jiwa-jiwa yang tamak dan tergesa-gesa,
dan di mana-mana terdengar desingan besi,
pusingan roda dan siulan angin.
Kota telah menjadi arena pertempuran di mana yang kuat menindas yang lemah dan si kaya mengeksploitasi dan menguasai si miskin.
Betapa indah hidup ini,
Cintaku,
seperti hati penyair yang penuh dengan cahaya dan kelembutan hati.
Dan betapa kerasnya hidup ini,
Cintaku,
seperti dada penjahat, yang berdebar-debar kerana selalu merasa bimbang dan takut..
~ Khalil Gibran~
Related Post
Category Article Kolom Sastra
Popular Posts
Blog Archive
-
►
2013
(10)
- ► Jul 28 - Aug 4 (1)
- ► Jul 21 - Jul 28 (1)
- ► Jul 14 - Jul 21 (1)
- ► Mar 10 - Mar 17 (1)
- ► Feb 17 - Feb 24 (1)
- ► Feb 10 - Feb 17 (1)
- ► Jan 20 - Jan 27 (1)
- ► Jan 13 - Jan 20 (3)
-
►
2012
(21)
- ► Dec 30 - Jan 6 (2)
- ► Dec 23 - Dec 30 (2)
- ► Dec 16 - Dec 23 (1)
- ► Dec 9 - Dec 16 (2)
- ► Nov 25 - Dec 2 (2)
- ► Nov 11 - Nov 18 (1)
- ► Oct 21 - Oct 28 (1)
- ► Sep 2 - Sep 9 (2)
- ► Apr 8 - Apr 15 (2)
- ► Mar 18 - Mar 25 (3)
- ► Mar 4 - Mar 11 (2)
- ► Feb 26 - Mar 4 (1)
-
►
2011
(72)
- ► Dec 18 - Dec 25 (1)
- ► Oct 30 - Nov 6 (2)
- ► Oct 16 - Oct 23 (1)
- ► Aug 28 - Sep 4 (1)
- ► Jul 3 - Jul 10 (2)
- ► Jun 12 - Jun 19 (2)
- ► Jun 5 - Jun 12 (1)
- ► May 29 - Jun 5 (7)
- ► May 22 - May 29 (1)
- ► May 15 - May 22 (4)
- ► May 8 - May 15 (2)
- ► May 1 - May 8 (4)
- ► Apr 24 - May 1 (2)
- ► Apr 17 - Apr 24 (3)
- ► Apr 10 - Apr 17 (1)
- ► Apr 3 - Apr 10 (1)
- ► Mar 13 - Mar 20 (1)
- ► Mar 6 - Mar 13 (1)
- ► Feb 20 - Feb 27 (2)
- ► Feb 13 - Feb 20 (2)
- ► Feb 6 - Feb 13 (3)
- ► Jan 30 - Feb 6 (6)
- ► Jan 23 - Jan 30 (12)
- ► Jan 16 - Jan 23 (5)
- ► Jan 9 - Jan 16 (1)
- ► Jan 2 - Jan 9 (4)
-
►
2010
(102)
- ► Dec 26 - Jan 2 (2)
- ► Dec 19 - Dec 26 (7)
- ► Dec 12 - Dec 19 (8)
- ► Dec 5 - Dec 12 (26)
- ► Nov 28 - Dec 5 (17)
- ► Aug 8 - Aug 15 (1)
- ► Jul 18 - Jul 25 (1)
- ► Jun 27 - Jul 4 (1)
- ► Jun 13 - Jun 20 (6)
- ► Jun 6 - Jun 13 (7)
- ► May 23 - May 30 (1)
- ► Apr 11 - Apr 18 (3)
- ► Apr 4 - Apr 11 (1)
- ► Mar 28 - Apr 4 (12)
- ► Mar 14 - Mar 21 (1)
- ► Feb 28 - Mar 7 (2)
- ► Feb 14 - Feb 21 (4)
- ► Jan 31 - Feb 7 (1)
- ► Jan 24 - Jan 31 (1)
-
▼
2009
(60)
- ► Dec 6 - Dec 13 (3)
- ► Nov 1 - Nov 8 (3)
- ► Jun 7 - Jun 14 (2)
- ► May 10 - May 17 (2)
- ► May 3 - May 10 (1)
-
▼
Apr 5 - Apr 12
(30)
- Tips Manajemen Waktu
- Menyimpan Username dan Password dengan S10 Passwor...
- Puisi Chairil Anwar - Nisan
- Puisi Chairil Anwar - Penerimaan
- Puisi Chairil Anwar - Prajurit Jaga Malam
- Puisi Chairil Anwar - Rumahku
- Puisi Chairil Anwar - Sajak Putih
- Puisi Chairil Anwar - Persetujuan Dengan Bung Karno
- Puisi Chairil Anwar - Senja Di Pelabuhan Kecil
- Puisi Chairil Anwar - Slamat Tinggal
- Puisi Chairil Anwar - Yang Terampas Dan Yang Terputus
- Puisi Kahlil Gibran - Perjamuan Jiwa
- Puisi Kahlil Gibran - Setetes Air Mata Seulas Senyum
- Puisi Kahlil Gibran - Nasihat Jiwaku
- Puisi Kahlil Gibran - Lagu Ombak
- Puisi Kahlil Gibran - Indahnya Kematian
- Puisi Kahlil Gibran - Sahabatku Yang Tertindas
- Puisi Kahlil Gibran - Kisahku
- Puisi Kahlil Gibran - 7 Alasan Mencela Diri
- Puisi Kahlil Gibran - Ibu
- Puisi Kahlil Gibran - Syukur
- Puisi Jalaludin Rumi - Kembali Kepada Tuhan
- Puisi Jalaludin Rumi - Menyatu Dalam Cinta
- Puisi Jalaludin Rumi - "Mati" Sebelum Kau Mati
- Puisi Jalaludin Rumi - Tindakan Dan Kata-Kata
- Puisi Jalaludin Rumi - Kau dan Aku
- Puisi Jalaludin Rumi - Joha Dan Kematian
- Puisi Jalaludin Rumi - Manfaat Pengalaman
- Tips Meningkatkan Peringkat Alexa / Alexa Rank
- Cara Meningkatkan Traffic Blog bagian 1: Google We...
- ► Mar 29 - Apr 5 (10)
- ► Mar 22 - Mar 29 (4)
- ► Mar 15 - Mar 22 (1)
- ► Feb 22 - Mar 1 (2)
- ► Feb 1 - Feb 8 (1)
- ► Jan 18 - Jan 25 (1)
-
►
2008
(6)
- ► Dec 21 - Dec 28 (2)
- ► Dec 7 - Dec 14 (1)
- ► Oct 26 - Nov 2 (1)
- ► Oct 19 - Oct 26 (1)
- ► Sep 14 - Sep 21 (1)